Kisah Amr bin Ash: Pimpinan Ahli Strategi Perang Rasulullah SAW - Masaali.sbh

Jumat, September 30, 2022

Kisah Amr bin Ash: Pimpinan Ahli Strategi Perang Rasulullah SAW

Amr bin ash adalah seorang pimpinan perang umat islam sekaligus gubernur Mesir pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab. Amr bin ash sendiri menjadi salah satu dari 10 sahabat Rasulullah SAW yang masuk surga tanpa hisab.

Ada satu kisah tentang Amr bin ash yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW menjadi pimpinan perang umat muslim.

Suatu ketika, saat Rasulullah membentuk pasukan perang untuk menyerang salah satu suku Arab, yang mana pasukan tersebut ingin menyerang Madinah.

Kemudian Rasulullah menunjuk Amr bin ash sebagai pimpinan perang.

Padahal pada saat itu, Amr bin ash baru masuk islam selama 3 bulan dan merupakan mantan musuh umat islam. Tetapi, Rasulullah tetap percaya pada Amr bin ash untuk menjadi pimpinan perang.

Bukan tanpa alasan Rasulullah menunjuk amr bin ash sebagai pemimpin, karena amr bin ash adalah seorang pimpinan ahli strategi perang yang cerdik, bahkan ia bisa menaklukan Mesir dari cengkraman Romawi.

Jika dilihat dari kuota para sahabat, masih banyak sahabat yang bisa dipilih untuk memimpin perang tersebut, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin affan, Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam.

Akan tetapi Rasulullah tetap memilih Amr bin ash sebagai pimpinan dan beliau bersabda:

"Siapa yang mentaati pimpinan yang saya tunjuk maka dia taat padaku, siapa yang maksiat kepadanya maka dia maksiat padaku"

Seorang pemimpin apabila sudah ditunjuk maka tidak boleh dimaksiati, apa perintahnya maka laksanakan jangan hiraukan seorang pemimpin.

Kisah berlanjut pada malam hari, ketika umat islam ingin melakukan penyergapan terhadap musuh yaitu suku Arab yang jumlahnya ribuan.

Ada Perdebatan Lucu Antara Umar bin Khattab dengan Amr bin Ash


Kondisi malam hari yang dingin di tengah-tengah padang pasir, saat umat muslim ingin menyalakan api untuk menghangatkan badan yang kemudian dilarang oleh Amr bin Ash.

Amr berkata "jangan ada yang menyalakan api" seru Amr bin Ash kepada pasukan.

Saat mendengar perintah tidak masuk akal dari Amr, lantas Umar bin Khattab berkata"Hai Amr, cuaca dingin seperti ini, kenapa kau malah melarang kami menyalakan api?"

Dengan santai amr menjawab"ini instruksi dari pimpinan, perintahku jangan ada yang menyalakan api". Kemudian ditinggal lah Umar sendirian.

Merasa emosi, Umar pun mengadu pada Abu Bakar "wahai Abu Bakar lihatlah Amr, baru masuk islam tiga bulan sudah berani mengatur-ngatur".

Dengan bijaksana Abu Bakar mengatakan"wahai Umar, Rasulullah SAW tidak menunjuk dia sementara ada kau dan lainnya, kecuali memang dia yang paling pantas".

"ikuti dia, berarti kita mengikuti Rasulullah SAW".  Tutup Abu Bakar.

Keesokan paginya menjelang subuh, Amr bin Ash didapati sedang junub. Karena seorang pimpinan perang diharuskan menjadi imam, maka seharusnya ia mandi junub terlebih dahulu.

Tetapi Amr menolak dengan dalih "airnya terasa dingin, saya tayamum saja" terang Amr bin ash.

"Nggak bisa tayamum masih ada air" seru Umar bin Khattab.

"saya mau tayamum saja" jawab Amr bin Ash.

Merasa jengkel terhadapnya, Umar kembali mengadu pada Abu Bakar "Wahai Abu Bakar, dia ini baru saja muallaf tapi sudah seperti ini kelakuannya. Padahal ada air mengapa dia tayamum".

"Sabar, dia ini utusan Rasulullah" jawab Abu Bakar.

Setelah jadi imam dan selesai sholat, kata Amr "setelah saya takbir serang".

Padahal jumlah pasukan kaum muslimin hanya berjumlah 300 orang, sedangkan suku Arab berjumlah ribuan orang. Jika mereka menyerang Madinah maka akan habis Madinah.

Sebelum melakukan penyerangan kepada pihak musuh, Amr bin Ash memberikan intruksi kepada pasukannya "setiap orang dari kalian harus berdampingan dengan teman lainnya".

"tidak boleh pisah, serang musuh berdua jangan pisah. Ketika teman kalian belum selesai duel maka jangan tinggalkan dia, bantu dia".
Karena kondisi malam dan masih gelap maka strategi yang diterapkan kemungkinan berhasil.

Setelah perang berkecambuk dan benar saja, pihak musuh yang jumlahnya ribuan dibuat kocar-kacir oleh strategi Amr bin Ash. Sedangkan kaum muslimin jumlahnya hanya 300 orang saja.

Mengetahui pihak musuh kabur, kaum muslimin yang tadinya ingin mengejar malah ditahan oleh Amr bin Ash.

"tunggu, jangan kejar mereka" perintah Amr bin Ash.

Mendengar hal itu, Umar bin Khattab mendatangi Amr "Hai Amr, musuh sudah kalah sepatutnya kita kejar mereka".

"tidak ada yang boleh mengejar musuh, kumpulkan ghonimah yang ada terus kita pulang ke Madinah". Intruksi Amr bin Ash kepada pasukan kaum muslimin.

Sampainya di Madinah, Umar bin khattab langsung curhat kepada Rasulullah "Wahai Rasulullah lihatlah Amr, dia memberikan intruksi yang menyusahkan bagi pasukan muslimin".

"suasana malam hari begitu dingin di padang pasir tidak boleh ada yang menyalakan api, junub tidak menggunakan air malah tayamum dan saat musuh sudah lari pasukan muslimin tidak boleh mengejarnya".

"padahal apabila musuh ditangkap bisa menjadi tawanan perang, bisa diperjual belikan ya Rasulullah" ungkap Umar bin Khattab kepada Rasulullah SAW.

Lalu Nabi Muhammad kepada kaum muslimin "Wahai Amr! keluhan sudah sampai padaku, apa tanggapanmu?".

Amr bin ash menerangkan "wahai Rasulullah, jumlah pasukan muslimin hanya 300 orang, sedangkan pihak musuh ada ribuan jumlahnya. Apabila kita nekat menyalakan api maka musuh akan mengetahui keberadaan kita dan habis pasukan muslimin oleh mereka".

"kemudian aku memilih tayamum daripada mandi junub karena aku adalah seorang pemimpin, apabila aku memaksa mandi dengan air maka aku akan sakit, lalu siapa yang memimpin?".

"Kau benar" Jawab Rasulullah SAW.

"Saat aku melarang kaum muslimin mengejar musuh, kondisi musuh belum mengetahui jumlah kaum muslimin yang sebenarnya karena situasinya masih gelap, apabila kaum muslimin terus mengejar maka takutnya mereka akan menyerang balik dan habis kita" terang Amr bin ash kepada Rasulullah SAW.

Kata Nabi Muhammad SAW "benar wahai Amr".

Lihat, Rasulullah tidak pernah salah memilih orang untuk menjadi pemimpin, Rasulullah bukan orang yang bodoh, Rasulullah tidak pernah melihat seseorang dari masa lalunya. Nabi Muhammad mendapat wahyu dari Allah, jadi tidak mungkin salah.

Amr bin Ash adalah orang yang bijak, pandai berargumen dan cerdas. Selain itu, dia juga dikenal sebagai ahli strategi perang yang jitu. 

Oleh karena itu, Rasulullah tidak salah memilih Amr bin ash menjadi pimpinan perang, meskipun ia baru muallaf tiga bulan.




Tidak ada komentar: