Latar belakang terbunuhnya khalifah Umar bin Khattab
Khalifah Umar bin khattab merupakan khulafaur rashyidin setelah sepeninggal dari Abu Bakar. Khalifah Umar bin Khattab mendapat gelar al-faruq (pembeda) yang artinya seseorang yang membedakan antara kebajikan dengan kebatilan.
Singkat cerita, dalam kisahnya Umar bin Khattab meninggal karena di bunuh oleh Abu lu'luah, ketika Umar sedang menjadi imam sholat berjamaah di masjid.
Beberapa hari sebelum meninggalnya Umar bin Khattab, datang Mughirah ibnu Syu'bah salah satu gubernur Persia yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab. Mughirah menuliskan surat kepada Umar bin Khattab agar budaknya (Abu lu'luah) bisa masuk ke kota Madinah.
Awalnya Khalifah Umar bin Khattab menolak permintaan tersebut, karena Abu lu'luah belum masuk Islam. Dalam masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab syarat masuk Madinah adalah beragam islam atau seorang muslim.
Akan tetapi, setelah Mughirah terus-menerus mendesak. Akhirnya, Umar bin Khattab pun mengijinkan Abu lu'luah masuk ke Madinah.
Suatu hari, ketika Mughirah ibnu Syu'bah menagih pajak kepada Abu lu'luah sebesar 100 dirham. Abu lu'luah merasa bahwa ia diperas oleh Mughirah. Merasa tidak terima, ia mengadukan hal tersebut kepada Khalifah Umar bin Khattab.
Abu lu'luah berkata "wahai Amirul Mu'minin, aku merasa diperas oleh Mughirah ibnu Syu'bah, ia meminta pajak 100 dirham kepadaku".
Kemudian Umar bin Khattab menjawab "kau adalah pandai besi, orang yang memiliki banyak ketrampilan. Keuntungan yang kau dapat bahkan mencapai ribuan dirham, 100 dirham menurutku angka yang kecil bagimu". Jawab Umar bin Khattab.
Mendengar jawaban tersebut, Abu lu'luah merasa kecewa dan berniat membunuh Khalifah Umar bin Khattab.
Suatu ketika saat Khalifah Umar bin Khattab lewat dan bertanya kepada Abu lu'luah "apa yang sedang kau perbuat wahai Abu lu'luah?" tanya Umar bin Khattab.
Kemudian Abu lu'luah menjawab "aku sedang meyiapkan sesuatu khusus untuk Anda wahai Amirul mukminin, sehingga umat muslim tidak pernah melupakannya".
Mendengar jawaban tersebut, Umar bin Khattab merasa bahwa Abu lu'luah memiliki niat untuk membunuhnya, karena Umar bin Khattab melihat Abu lu'luah membuat sebilah pisau bermata dua.
Tiba di waktu dzuhur, dimana waktu eksekusi pembunuhan Khalifah Umar bin Khattab berlangsung.
Pada saat Umar bin Khattab mulai takbir, Abu lu'luah merayap masuk diantara shaf sholat berjamaah menuju Umar bin Khattab, yang saat itu menjadi imam sholat berjamaah.
Dalam cerita, Khalifah Umar bin Khattab mendapatkan sembilan tusukan dari depan dan belakang, beberapa tusukan diantaranya menembus badan Umar bin Khattab, dari depan menembus ke belakang.
Saat ditusuk, Umar bin Khattab tidak bereaksi apapun karena kita paham, seberapa khusyuk Umar bin Khattab saat sholat.
Tidak ada yang melihat saat penusukan terjadi, kecuali orang yang berada di belakang Umar bin Khattab saat sholat, yaitu Abu Musa asy-ari.
Ketika Abu lu'luah menyadari bahwa orang-orang yang berada di shaf melihat penusukan, Abu lu'luah berusaha menusuk semua orang yang ada di masjid. Alhasil, 13 orang terkena tusukan dan tiga diantaranya meninggal atau mati syahid.
Salah seorang sahabat ada yang bereaksi, ia melepas jubahnya dan melempar ke arah wajah Abu lu'luah. Ketika Abu lu'luah tidak bisa melihat, para jamaah yang ada berusaha memukuli Abu lu'luah.
Saat dipukuli Abu lu'luah sadar bahwa dirinya akan mati. Kemudian Abu lu'luah menusuk lehernya sendiri, sehingga ia meninggal dunia.
Belum sempat meninggal, Umar bin Khattab mengatakan "aku dibunuh oleh anjingnya majus".
Menjelang Umar bin Khattab Meninggal
Saat para sahabat dan tabiin berbondong-bondong menjenguk Umar bin Khattab dan membawa berbagai macam makanan dan minuman, seperti madu, kurma ataupun susu unta.
Ketika Umar bin Khattab meminum susu unta, susu tersebut keluar dari tubuh Umar bin Khattab melalui bekas tusukan Abu lu'luah.
Melihat itu, tabib berkata "sepertinya Amirul mukminin tidak bisa diselamatkan".
Mengetahui bahwa dirinya akan meninggal, Umar bin Khattab menyuruh anaknya (Abdullah bin Umar) untuk meminta izin Aisyah agar dirinya bisa dikuburkan bersama Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Tetapi apabila aisyah tidak memberi izin, maka kuburkan aku bersama orang-orang mukmin.
Mendengar permintaan dari Umar bin Khattab, aisyah pun menangis karena tempat tersebut nantinya untuk dirinya sendiri. Tetapi akhirnya aisyah memberikan izin kepada Abdullah bin Umar agar Umar bin Khattab dikubur disamping makam Rasulullah dan Abu Bakar.
Sebelum meninggal, Umar bin Khattab berpesan kepada Abdullah bin Umar agar terlebih dahulu mengetuk pintu rumah aisyah.
"Apabila aisyah mengizinkan, maka kuburkan aku disamping dua sahabatku. Tetapi apabila aisyah tidak berkenan, maka kuburkan aku bersama kuburan orang-orang mukmin lainnya". Tutup Umar bin Khattab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar