Kisah Masuknya Islam Khalid bin Walid bersama Ustman bin Thalhah dan Amr bin Ash - Masaali.sbh

Senin, Oktober 03, 2022

Kisah Masuknya Islam Khalid bin Walid bersama Ustman bin Thalhah dan Amr bin Ash

Khalid bin Walid merupakan salah seorang sahabat yang mampu memimpin perang tanpa satupun kekalahan. Bahkan Khalid bin Walid mendapatkan gelar sebagai Saifullah yang artinya pedang Allah yang tak terkalahkan.

Tidak ada satupun pertempuran yang dipimpin Khalid bin Walid kecuali ia memperoleh kemenangan. Dan Khalid bin walid juga yang mengalahkan kaum muslimin saat perang uhud, meskipun sempat dibuat kocar-kacir oleh pasukan muslimin. Bahkan sebelum Khalid bin Walid masuk islam, ia merupakan kunci kemenangan bagi kaum Quraysi.

Awal Mula Ketertarikan Khalid bin Walid terhadap Islam

Tepatnya sebelum perjanjian hudaibiyyah, Nabi Muhammad SAW berniat ingin melakukan perjalanan umrah ke Mekkah. Tetapi kedatangannnya dicegat oleh pasukan berkuda Khalid bin Walid.

Akhirnya Rasulullah SAW dan para sahabat bertemu pasukan Khalid di daerah Usfan. Ketika itu, Rasulullah dan para sahabat sedang melaksanakan sholat dzuhur yang kemudian dilanjutkan sholat ashar dengan cara khauf.

Ketika Khalid bin Walid melihat bahwa Rasulullah dan para sahabat sholat. Ia berpikir, ini adalah saat yang tepat untuk menyerang Muhammad. Tetapi, hal tersebut tak kunjung terjadi.

Khalid bin Walid bergumam "Aku sudah banyak melakukan penyerangan terhadap mereka (kaum muslimin) tetapi tidak ada satupun yang membuahkan hasil".

Setelah selasai sholat, Rasulullah SAW ternyata memilih jalan sebelah kanan, sehingga terhindar dari pasukan Khalid bin Walid yang sudah berada di jalur kiri.

Singkat cerita, sampainya Rasulullah di lembah dan mengirim utusan untuk meminta izin memasuki Mekkah, namun terhalang oleh perjanjian hudaibiyah.

Khalid bin Walid selaku orang yang mengerti betul sistem politik dan ahli strategi perang, ia menganggap bahwa perjanjian hudaibiyyah adalah blunder bagi kaum Quraysi. Hal tersebut dibuktikan selang beberapa tahun, islam sudah berkembang pesat karena tidak ada peperangan saat perjanjian mulai berlaku.

Kisah Masuknya Islam Khalid bin Walid, Ustman bin Thalhah dan Amr bin Ash


Setahun kemudian saat Rasulullah melaksanakan umrah Qodhiyyah (umrah pengganti karena perjanjian hudaibiyyah) beserta para sahabat. Walid bin Walid memberikan surat kepada kakaknya yaitu Khalid bin Walid agar ia mau mengikuti jejak adiknya masuk islam.

Dalam surat tersebut tertulis, "Bahwa Rasulullah SAW menanyakan keberadaannya. Rasulullah juga menyatakan keheranannya mengapa Khalid bin Walid belum bisa melihat kebenaran tentang islam, padahal Khalid adalah orang yang cerdas begitu bijak".

Walid bin Walid juga menuliskan bahwa Rasulullah bersabda tentang dirinya "Orang seperti dia (Khalid) belum tahu tentang kebenaran islam? Jika ia berusaha gigih dan menggunakan kemampuan perangnya untuk membantu orang islam maka itu lebih baik baginya, dan kami akan mendahulukannya sebelum yang lainnya" tulis surat tersebut.

Sebelumnya Khalid bin Walid memang berkeinginan untuk masuk islam, tetapi ia merasa belum memiliki kepastian dan alasan untuk segera menjadi muallaf.

Sering terpikir oleh Khalid bin Walid bahwa ia merasa dirinya sedang membutuhkan jalan keluar dan kekosongan hidup yang ia rasakan.

"Adakah lagi yang tersisa? kepada raja Najasyi? Sesungguhnya beliau telah mengikuti ajaran Muhammad SAW dan para sahabat berada di sisinya dalam keadaan aman. Haruskah aku menyertai Hiraqla dan mengikuti agama nasrani?
Atau memeluk yahudi lalu hidup dikalangan orang-orang ajam".  Ungkap pikiran Khalid bin Walid.

Akan tetapi, setelah membaca surat dari Rasulullah SAW yang diberikan oleh adiknya, Khalid bin Walid mulai menyadari akan kebenaran islam.

Surat yang disampaikan oleh Walid bin Walid seolah menjadi pintu keluar atas kebimbangannya selama ini untuk bisa segera masuk islam.

Tak lama setelah ia membaca surat dari Rasulullah, Khalid bin Walid bermimpi sedang berada di daerah sempit dan gersang, kemudian ia berjalan keluar menuju tempat yang luas dan juga subur.

Khalid bin Walid menganggap bahwa mimpi tersebut adalah petunjuk bagi dia untuk segera memeluk islam dan berniat untuk menemui Rasulullah di Madinah.

Tidak mudah menempuh perjalanan menuju Madinah, dia terpikir untuk mengajak beberapa sahabat terdekatnya untuk menemani menjadi muallaf bersamanya.

Sahabat pertama yang ia ajak adalah Shafwan bin Umayyah, namun Shafwan menolak bahkan ia berkata pada Khalid "jika tidak ada lagi siapapun yang tersisa kecuali aku, pasti aku tidak akan mengikutinya selama-lamanya".

Mendengar hal itu, Khalid bin Walid memaklumi sikap sahabatnya tersebut. Karena saudara, kerabat bahkan Ayahnya juga terbunuh saat perang Badar.

Dendam begitu besar terhadap Nabi Muhammad SAW membuatnya nekat membayar Umair bin Wahb agar membunuh Rasulullah SAW. Namun alih-alih berhasil membunuh justru malah membuat Umair bin Wahb masuk islam.

Sahabat kedua yang ia ajak masuk islam adalah Ikrimah bin Abu Jahal, tetapi ia lagi-lagi mendapat penolakan dari sahabatnya. Merasa putus asa dengan usahanya, kemudian Khalid meminta Ikrimah untuk merahasiakan niatnya dari kaum Quraisy, Ikrimah setuju akan hal itu.

Khalid memutuskan untuk menempuh perjalanan ke Madinah sendiri, dalam persiapan menuju Madinah ia melihat sahabatnya Ustman bin Thalhah.

Sempat ragu untuk mengajak Ustman bin Thalhah masuk islam karena banyak saudaranya terbunuh dalam perang Badar. Tetapi, kali ini Khalid mendapat jawaban sepemahaman dengan dirinya. 

Akhirnya Ustman bin Thalhah dan Khalid bin Walid membuat janji untuk berangkat besok pagi ke Madinah dan bertemu di ya'juj (8 mil dari kota Mekkah).

Khalid bin Walid berangkat dari rumah menjelang pagi dan sampai di ya'juj sebelum fajar dan disana sudah ditunggu oleh Ustman bin Thalhah. 

Sesampainya mereka di Haddah untuk beristirahat, mereka kedatangan Amr bin ash yang memiliki tujuan sama untuk menemui Rasulullah. 

Amr bin ash sudah terlebih dahulu menyatakan keislamannya, yang baru saja kembali dari Najasyi setelah gagal membawa Ja'far bin Abi tholib ke Mekkah.

Setelah sampai diluar kota Madinah tepatnya di Harrah, Khalid bin Walid beserta sahabatnya telah disambut oleh Walid bin Walid. Mengetahui hal itu, Khalid segera menambatkan ontanya dan berganti pakaian yang terbaik untuk menemui Rasulullah SAW agar bisa segera masuk islam.

Walid bin Walid berkata "bersegeralah, sesungguhnya Rasulullah telah diberitahukan kedatangan kalian dan Rasulullah sangat gembira mendenganya, sekarang Rasulullah sudah menunggu kalian di dalam Masjid".

Mendengar itu, lantas mereka bertiga mempercepat langkahnya menuju masjid. Sesampainya di masjid, Khalid bin Walid dan sahabatnya memberikan salam kepada Rasulullah SAW.

Dihadapan Rasulullah SAW dan para sahabat, Khalid bin Walid, Ustman bin Thalhah dan Amr bin ash mengucap kalimat syahadat dan mereka semua sudah resmi masuk islam.

Setelah masuknya islam Khalid bin Walid, Rasulullah SAW bersabda:

"... Segala puji bagi Allah yang memberikan hidayah kepadamu, sungguh aku telah melihat engkau sebagai orang yang berakal, cerdik dan aku berharap akalmu tidak mengantarkanmu kecuali pada kebaikan semata".

Khalid bin Walid berkata "wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya aku telah terlibat beberapa peperangan denganmu dengan penuh penentangan, hendaknya Rasulullah memohonkan ampunan terhadapku kepada Allah SWT".

Lantas Rasulullah SAW memohonkan ampunan untuk Khalid bin Walid kepada Allah. Tidak lupa juga pada Ustman bin Thalhah dan Amr bin ash (pimpinan ahli strategi perang Rasulullah SAW).

Demikian kisah dari perjalanan masuknya islam Khalid bin Walid (saifullah) pedang Allah yang tak terkalahkan dalam memimpin peperangan.












Tidak ada komentar: